Memahami Ilmu Kasampurnaan
Ketahuilah bahwa ilmu kasampurnaan itu ada 2 macam,
Pertama, diberikan melalui wahyu.
Apabila suksma manusia telah sempurna, niscaya akan
sirna segala sesuatu yg dapat mengotori watak, seperti halnya sikap rakus dan
impian semu. Suksma akan menghadap Sang Pencipta, merengkuh cintaNya dan
berharap manfaat serta limpahan cahayaNya.
Allah akan menyambut suksma itu secara total. Tatapan
Ketuhan memandanginya dan menjadikannya seperti papan. kemudian Allah akan
menjadikan pena dari suskma sejati. Dan pena itu diukirkan ilmu pada papan
tadi.
Suksma sejati laksana guru, suksma manusia suci ibarat
sang murid. Sehingga dicapailah seluruh ilmu, dan padanya semua bentuk terukir
tanpa proses belajar maupun berfikir. Dalilnya : “Dan Dialah yg mengajarkanmu
apa2 yg tidak kamu ketahui” (QS. An-Nisa:213).
Ilmu para nabi lebih tinggi derajatnya dibandingkan
ilmu mahluk2 yg lain. Karena ilmu tsb diperoleh langsung dari YME tanpa
perantara. Kau bisa memahami dalam kisah para malaikat dg kanjeng Nabi Adam.
Sepanjang usianya para malaikat terus belajar. Dan dg berbagi cara mereka
berhasil mendapatkan banyak macam ilmu, sehingga mereka menjadi mahluk yg
paling berilmu dan mahluk paling berpengetahuan.
Sementara itu Adam tidaklah tergolong ahli ngelmu
karena ia tidak pernah belajar dan berjumpa dg seorang guru. Malaikat bangga
dan dg besar hati mereka berkata:” padahal kami Senantisa bertasbih dg memuji
Engkau dan mensucikan Engkau.” (QS. Al-Baqarah:30).
Kanjeng Nabi Adam kembali menuju Sang Pencipta. Lantas
beberapa bagian dalam hati Kanjeng Nabi oleh Allah dikeluarkan ketika ia
menghadap dan memohon pertolongan kepada Tuhan. Lalu Allah ajarkan seluruh
nama2 benda. “Kemudian Dia mengemukakannya kepada para malaikat, lantas Allah
berfirman: “Sebutkanlah kepadaku nama benda2 itu jika kamu memang orang2 yg
benar” (QS. Al-Baqarah:31).
Ketahuilah, malaikat menjadi kerdil dihadapan Adam.
Ilmu mereka menjadi terlihat sempit. Mereka tak bisa berbangga dab besar hati,
justru yg ada hanya rasa tak berdaya. “Maha Suci Engkau, tidak ada yg kami
ketahui selain dari apa yg Engkau ajarkan kpd kami” (QS. Al-Baqarah:32).
Maka kepada mereka Adam diberitahukan bbrp bagian ilmu
dan hal2 yg masih tersembunyi. Akhirnya jelaslah bagi kaum berakal, bahwa ilmu
gaib yg bersumber dari wahyu lebih kuat dan lebih sempurna dibandingkan ilmu yg
diperoleh dg penglihatan langsung.
Ilmu yg diperoleh melalui wahyu merupakan warisan dari
hak para nabi. Namun mulai masa Kanjeng Nabi Muhammad pintu wahyu telah ditutup
oleh Allah. Sebab Muhammad adalah penutup para nabi. Dia mewakili sosok paling
berilmu dan paling fasih dikalangan manusia. Allah telah mendidiknya dg budi
pekertinya menjadi baik.
Ketahuilah anakku, Ilmu Rasul itu lebih sempurna,
lebih mulia, dan kuat. Karena ilmu tsb diperoleh langsung dari Sang Khalik.
Beliau sama sekali tidak pernah menjalankan proses belajar-mengajar insani.
Ilmu Kasampurnaan yg Kedua,
disampaikan sebagai ilham yaitu peringatan suksma
sejati terhadap suksma manusia berdasarkan kadar kejernihan, penerimaan dan
daya kesiapannya. Ilham boleh dikatakan mengiringi wahyu. Kalau wahyu merupakan
penegasan perkara gaib, maka ilham merupakan penjelasannya. Ilmu yg diperoleh
dg wahyu itulah sejatinya ilmu kenabian, sedangkan yg diperoleh dg ilham itulah
sejatinya ilmu kewalian.
Ilmu kewalian diperoleh secara langsung, tanpa
perantara antara suksma dan Sang Pencipta. Ilmu Kasampurnaan itu laksana
secercah cahaya dari alam gaib, yang datang menerpa hati yg jernih, hampa dan
lembut.
Semua ilmu merupakan produk pengetahuan yg diperoleh
dari suksma sejati yg terdapat dalam inti sangkan paraning dumadi
dg menisbatkan pada RASA SEJATI, seperti penisbatan Siti Hawa kepada Kanjeng Nabi Adam.
dg menisbatkan pada RASA SEJATI, seperti penisbatan Siti Hawa kepada Kanjeng Nabi Adam.
Ketahuilah, rasa sejati lebih mulia, lebih sempurna
dan lebih kuat dari disisi Allah dibandingkan suksma sejati. Sedangkan suksma
sejati lebih terhormat, lebih lembut dan lebih mulia dibandingkan mahluk2 lain.
Adapun ilham itu terlahir dari melimpahnya rasa sejati
dan juga terlahir dari melimpahnya pancaran sinar suksma sejati. Jika wahyu
menjadi perhiasan para nabi, maka ilham menjadi perhiasan para wali. Adapun
ilmu yg diperoleh dari wahyu adalah sebagaimana suksma tanpa rasa atau wali
tanpa nabi. Begitu pula ilham tanpa wahyu akan menjadi lemah. Ilmu akan menjadi
kuat jika dinisbatkan kepada wahyu yg bersandar pada penglihatan ruhani. Itulah
ilmu para nabi dan wali
Ketahuilah, ilmu yg diperoleh dg wahyu hanya khusus
bagi para rasul, seperti diberikan kepada Adam, Musa, Ibrahim, Isa, Muhammad
saw dan para rasul lain. Itulah yg menbedakan antara risalah dg nurbuwwah .
Adapun nurbuwwah adalah perolehan hakikat dari ilmu dan rasionalitas2 oleh suksma yg suci kepada orang2 yg mengambil manfaat. Barangkali perolehan semacam itu didapat salah satu suksma, tetapi ia tidak berkewajiban menyebarkannya karena suatu alasan dan oleh sebab2 tertentu.
Adapun nurbuwwah adalah perolehan hakikat dari ilmu dan rasionalitas2 oleh suksma yg suci kepada orang2 yg mengambil manfaat. Barangkali perolehan semacam itu didapat salah satu suksma, tetapi ia tidak berkewajiban menyebarkannya karena suatu alasan dan oleh sebab2 tertentu.
Ilmu kasampurnaan menjadi milik seorang nabi dan wali,
sebagaimana dimilki Khidir a.s. Hal itu terdapat pd dalil: “Dan yg telah Kami
ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami” (QS. Al-Kahfi:65).
Ingatlah ketika khalifah Ali berujar: “Kumasukan
lisanku kemulutku, hingga terbukalah dihatiku seribu pintu ilmu, yg pada setiap
pintu terdapat seribu pintu yg lain”. Dan ia berkata: “Andai kuletakkan bantal
dan aku duduk diatasnya, niscaya aku akan mengambil putusan hukum bagi penganut
Taurat berdasarkan Taurat mereka, bagi penganut Injil berdasarkan Injil mereka,
dan bagi penganut al-Quran berdasarkan al-Quran mereka”.
Derajat seperti ini tidak bisa diterima dg melalui
ilmu kemanungsa semata yg hanya dari pembelajaran insani. Pastilah seseorang yg
telah mencapai derajat tsb telah dikarunia ilmu kasampurnaan.
Jika Allah menghendaki kebaikan pada dirimu, Dia akan
menyingkap tabir atau hijab yg menghalangi dirimu dg suksma yg menjadi
papan itu. Dg demikian, sebagian rahasia dari apa2 yg tersembunyi akan
ditampakan pdmu. segenap makna yg terkandung didalam rahasia tsb akan terpahat
pd suksmamu. Dan suksma itupun mengungkapkan sebagaimana engkau ingin karena
dikehendakiNya..
Sejatinya, kearifan bisa lahir dari ilmu kasampurnaan.
Selama engkau belum mencapai derajat atau tingkatan ini, engkau tidak akan
menjadi seorang arif.
Karena kearifan merupakan pemberian Hyang Widi.
Dalilnya : ” Allah menganugrahkan al-hikmah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar2 telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang2 yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran ” (QS. Al-Baqarah:269).
Karena kearifan merupakan pemberian Hyang Widi.
Dalilnya : ” Allah menganugrahkan al-hikmah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, ia benar2 telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang2 yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran ” (QS. Al-Baqarah:269).
Hal itu karena orang2 yg berhasil mencapai ilmu
kasampurnaan tidak perlu lagi banyak berusaha memahami ilmu secara induktif dan
berpayah-payah belajar. Orang yg demikian sedikit belajar, banyak mengajar, sedikit
capai, banyak istirahat.
Ketahuilah, setelah wahyu terputus dan sesudah pintu
risalah ditutup, umat manusia tidak lagi membutuhkan kehadiran rasul atau
utusan. Mereka tidak lagi memerlukan penampakan dakwah setelah penyempurnaan
agama. Bukanlah termasuk kearifan menampakan nilai lebih tidak berdasarkan
kebutuhan.
Tapi ketahuilah, pintu ilham itu tidak pernah ditutup.
Pancaran cahaya suksma sejati tidak pernah terputus. Karena suksma terus
membutuhkan arahan, pembaharuan dan peringatan. Umat manusia tidak memerlukan
risalah dan dakwah, tetapi masih membutuhkan peringatan sebagai akibat dari
tenggelamnya mereka pada rasa was-was dan terhanyut oleh gelombang syahwat.
Karena itu Allah menutup pintu wahyu sebagai
pertanda bagi hamba-Nya dan membuka pintu ilham sebagai rahmat serta menyiapkan
segala sesuatu menyusun tingkatan2 supaya mereka tahu bahwa Allah Maha Lembut
kepada hamba2-Nya, memberikan rezeki kepada siapa saja yg dikendaki tanpa
perhitungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar